Minggu, 13 Mei 2012

MENANTIKAN SANG JUARA EPL


Di saat Liga sepakbola negara Spanyol, Belanda, Jerman, Italia sudah memastikan siapa yang menjadi jawara di musim ini, Liga Inggris belum bisa dipastikan siapa yang akan menjadi terbaik di musim ini. Perolehan poin Manchester United dengan Manchester City sama, namun City berhak berada di puncak klasmen setelah unggul selisih gol atas United. Di pekan ke-37 minggu lalu, City berhasil mengalahkan Newcastle United dengan skor 2-0, begitu juga dengan United yang sukses kandaskan Swansea City dengan skor yang sama.
City kini berpeluang besar meraih trofi Liga Inggris mereka yang ke-3. Dengan margin gol yang lebih baik dibanding United, tentu menjadi modal City untuk merebut trofi yang musim lalu diraih United. Di pekan terakhir, City akan bermain di kandang sendiri, Ettihad Stadium, melawan Queens Park Rangers yang sedang berjuang lolos dari jeratan deegradasi. Bukan hal yang sulit bagi City untuk mengalahkan QPR, tapi City harus waspada terhadap ambisi QPR yang ingin mengamankan posisi mereka di kasta tertinggi sepakbola Inggris. Mancini sangat berhasrat mempermalukan Sir Alex Ferguson yang telah menyebut City dengan sebutan “Tetangga berisik”. Selain itu, Keberhasilan Mancini meraih trofi Liga Inggris akan membuat dia bertahan di Ettihad Stadium sebagai pelatih City musim depan. Prestasi ini juga tentunya akan memperbaiki prestasi City tahun lalu yang hanya meraih piala FA.
United akan memainkan laga tandang melawan Sunderland. Jika menang, belum tentu United yang akan meraih trofi Liga Inggris musim ini. Kemenangan yang diraih United akan sia-sia jika City juga menang atas QPR. Melawan Sunderland, United akan bermain ngotot untuk meraih kemenangan. Sir Alex Ferguson tentu tak ingin mengakhiri musim ini hanya dengan 1 gelar Community Shield yang diraih di awal musim dengan mengalahkan City. United tentu berharap QPR bisa memberikan perlawanan berarti kepada City, minimal memaksa City bermain imbang. Harapan ini mungkin sulit diwujudkan mengingat rekor buruk QPR kala bertemu tim besar. Saat melawan Chelsea di Stamford Bridge, QPR dibantai oleh Chelsea dengan skor telak 0-6. QPR tentu tidak ingin malu, mengingat di awal musim mereka sudah belanja besar untuk berprestasi di musim ini. Walaupun tidak sesuai dengan harapan, tapi mereka berharap tidak sampai terdegradasi musim ini. Pelatih QPR, Mark hughes, memiliki motivasi berlipat di laga ini. Selain mengamankan QPR di EPL musim depan, Hughes ingin mengalahkan City yang dulu mendepaknya karena ambisi pemilik City yang ingin City menguasai Inggris dan Eropa.
Detik-detik akhir akan menjadi krusial bagi City dan United. City walaupun berada terdepan dalam perebutan gelar juara Liga Inggris, bukan tidak mungkin akan terpeleset di kandang sendiri. Sama seperti duel Milan vs Liverpool di final UCL 2005, Milan sudah unggul 3-0 di babak pertama, namun berhasil disamakan 3-3 di babak kedua dan kalah adu pinalti. Dalam bola, sekian detik sangat berpengaruh terhadap hasil akhir suatu pertandingan. So, jangan jumawa sampai wasit meniup tanda berakhirnya pertandingan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar