Di saat Liga sepakbola negara Spanyol, Belanda, Jerman, Italia sudah
memastikan siapa yang menjadi jawara di musim ini, Liga Inggris belum
bisa dipastikan siapa yang akan menjadi terbaik di musim ini. Perolehan
poin Manchester United dengan Manchester City sama, namun City berhak
berada di puncak klasmen setelah unggul selisih gol atas United. Di
pekan ke-37 minggu lalu, City berhasil mengalahkan Newcastle United
dengan skor 2-0, begitu juga dengan United yang sukses kandaskan Swansea
City dengan skor yang sama.
City kini berpeluang besar meraih trofi Liga Inggris mereka yang ke-3.
Dengan margin gol yang lebih baik dibanding United, tentu menjadi modal
City untuk merebut trofi yang musim lalu diraih United. Di pekan
terakhir, City akan bermain di kandang sendiri, Ettihad Stadium, melawan
Queens Park Rangers yang sedang berjuang lolos dari jeratan deegradasi.
Bukan hal yang sulit bagi City untuk mengalahkan QPR, tapi City harus
waspada terhadap ambisi QPR yang ingin mengamankan posisi mereka di
kasta tertinggi sepakbola Inggris. Mancini sangat berhasrat
mempermalukan Sir Alex Ferguson yang telah menyebut City dengan sebutan
“Tetangga berisik”. Selain itu, Keberhasilan Mancini meraih trofi Liga
Inggris akan membuat dia bertahan di Ettihad Stadium sebagai pelatih
City musim depan. Prestasi ini juga tentunya akan memperbaiki prestasi
City tahun lalu yang hanya meraih piala FA.
United akan memainkan laga tandang melawan Sunderland. Jika menang,
belum tentu United yang akan meraih trofi Liga Inggris musim ini.
Kemenangan yang diraih United akan sia-sia jika City juga menang atas
QPR. Melawan Sunderland, United akan bermain ngotot untuk meraih
kemenangan. Sir Alex Ferguson tentu tak ingin mengakhiri musim ini hanya
dengan 1 gelar Community Shield yang diraih di awal musim dengan
mengalahkan City. United tentu berharap QPR bisa memberikan perlawanan
berarti kepada City, minimal memaksa City bermain imbang. Harapan ini
mungkin sulit diwujudkan mengingat rekor buruk QPR kala bertemu tim
besar. Saat melawan Chelsea di Stamford Bridge, QPR dibantai oleh
Chelsea dengan skor telak 0-6. QPR tentu tidak ingin malu, mengingat di
awal musim mereka sudah belanja besar untuk berprestasi di musim ini.
Walaupun tidak sesuai dengan harapan, tapi mereka berharap tidak sampai
terdegradasi musim ini. Pelatih QPR, Mark hughes, memiliki motivasi
berlipat di laga ini. Selain mengamankan QPR di EPL musim depan, Hughes
ingin mengalahkan City yang dulu mendepaknya karena ambisi pemilik City
yang ingin City menguasai Inggris dan Eropa.
Detik-detik akhir akan menjadi krusial bagi City dan United. City
walaupun berada terdepan dalam perebutan gelar juara Liga Inggris, bukan
tidak mungkin akan terpeleset di kandang sendiri. Sama seperti duel
Milan vs Liverpool di final UCL 2005, Milan sudah unggul 3-0 di babak
pertama, namun berhasil disamakan 3-3 di babak kedua dan kalah adu
pinalti. Dalam bola, sekian detik sangat berpengaruh terhadap hasil
akhir suatu pertandingan. So, jangan jumawa sampai wasit meniup tanda
berakhirnya pertandingan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar